Kisah Yulianto Jagal Kartasura

Bermula pada tahun 1991 di dusun Sraten desa Pucangan Kartasura Kabupaten Sukoharjo sudah beberapa hari itu disibukan dengan pencarian seorang gadis yang bernama Siti Aminah karena gadis tersebut sudah 3 hari menghilang dan tidak ditemukan dimana ia berada selama proses pencarian itu.

Orang tua gadis tersebut panik dan tidak mengetahui kemana hilangnya gadis ini pergi, karena alsan anak satu-satunya ini pun akhirnya dilakukannya proses pencarian, kala itu Siti Aminah pergi pada sore hari tanpa pamit dengan kedua orang tuanya dan ia juga tidak meninggalkan pesan atau apapun atas kepergiannya Siti Aminah dan banyak desas desus bahwa Siti Aminah kabur dari rumah lantaran hamil diluar nikah dan tidak siap menanggung malu atas aibnya, adapula rumor yang berkembang Siti Aminah kawin lari dengan pacarnya tapi pada akhirnya semua rumor itu tidak terbukti adanya.

Sebab gadis tersebut tidak pernah kembali kerumah sejak kepergiannya ntah kemana, apalagi ditemukan keberadaannya hingga bertahun-tahun lamanya, perlawan misteri hilangnya Siti Aminah yang sempat ramai dibicarakan dijadikan bahan perbincangan topik oleh warga desanyapun redup.

Kemudian ditahun 2005 kasus orang hilang di dusun Sraten kembali terjadi, dan kali ini terjadi kepada seorang pria bernama Sugio, pria beristri yang sudah dikarunia 2 orang anak ini sudah 8 hari tidak kembali kerumahnya dan tak ada kabar yang terdengar, istrinyapun bingung hendak mencari Sugio kemana lagi sudah semua tempat di sraten dan di sekitaran kota kartasura ditelusuri dan dicarinya namun hasilnya nihil tak ada informasi yang didapat. 

Keluarga sugio sudah melaporkan hilangnya sugio kepada pihak kepolisian, pencarian demi pencarian sudah dilakukan tapi tidak juga mendapatkan titik terang keberadaannya, tidak ada yang tahu jejak trakhir sugio pergi kemana.

bahkan sudah berbulan-bulan lamanya, tidak ada kemajuan yang berarti atas kasus hilangnya Sugio akibat sangat minimnya informasi yang didapatkan oleh pihak kepolisian, dan pada akhirnya pencarianpun dihentikan oleh polisi karena usaha pencarianpun menemui jalan buntu.

Lima tahun berselang di tahun 2010, masih diwilayah Kartasura dan lagi-lagi masuk laporan kehilangan diwilayah Sraten tersebut pada kepolisian, otomatis kasus ini menjadi PR besar daftar kehilangan orang yang tidak terselesaikan, namun berbeda dengan laporan yang sebelumnya kali ini hilangnya seorang anggota TNI berpangkat Kopral Dua dengan nama Santoso, sudah terhitung 2 minggu lamanya hilangnya Santoso tidak kembali lagi ke asrama kopasus di kandang menjangan, menurut informasi temannya sempat bertemu trakhir kali dengan sntoso hendak pamit ingin pergi ke tukang pijat langganan untuk mengobati penyakit yang dialaminya, namun semenjak itu Kopral Dua tersebut tidak kembali ke asrama dan tak satu kabarpun didapat darinya. 

Dari pihak kepolisian yang selalu mencoba untuk mencari tahu kabar hilangnya masyarakat pada desa Sraten tersebut akhirnya menemukan satu nama yang bisa dikantongi sebagai petunjuk yaitu Yulianto, yaitu tukang pijat yang menjadi tujuan sang Kopral tersebut.

Beberapa petugas kepolisian dengan dilengkapi dengan surt perintah penggeledahan pun akhirnya menyambangi kediaman Yulianto yang berlokasi di dusun Kragilan Desa Pucangan, setelah tibanya polisi ke kediaman Yulianto mereka sudah menemukan sepedah motor milik santoso berada di ruang tamu, pihak kepolisianpun curiga dan pada saat itupun Yulianto mengelak dan tidak mengetahui keberadaan Santoso dan hanya mengatakan Santoso hanya menitipkan sepeda motor tersebut kepadanya, namun tak sampai disitu penggeledahan tetap dilakukan untuk menyelidiki hilangnya anggota kopasus tersebut.

Dan salah satu penyidik masuk ke area dapur dan menemukan gundukan tanah yang terlihat seperti masih baru sehingga wajah Yulianto panik, ia mereasa cemas dan panik melihat dua petugas membongkar gundukan tanah tersebut.

Detik demi detik waktu berlalu hingga akhirnya pada kedalaman 1 meter tanah gundukan tersebut akhirnya tergaket dengan apa yang sudah ditemukan Santoso yang sudah 2 minggu ini menghilang tanpa jejak akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa lagi tubuhnya sudah terbujur kaku dan mengeluarkan bau tak sedap diduga sudah lama waktu kematiannya. 

Dari ditemukannya Kopral Dua Santoso akhirnya Yulianto langsung ditangkap dan dibawa ke kantor polisi untuk dimintau keterangan selanjutnya, hingga pada akhirnya warga dusun mendengar berita penangkapan Yulianto menjadi Geger, karena yulianto di kenal dengan orang yang baik dan berbadan kecil yang kesehariannya adalah menggembala hewan ternak bisa melakukan hal sekeji itu.

Yulianto dikenal orang terpandang didesa, namun dia juga termasuk orang yang tertutup namun dirinya juga tidak pernah absen dalam setiap acara didesanya bahkan terkadang pria tersebut juga yang meramaikan suasana kemeriahan dengan tingkah laku humornya layaknya warga biasa yang tidak pernah melakukan tindak kejahatan keji tersebut.

Tidak pernah terpikirkan oleh warga setempat akan kejadian keji ini, karena yulianto termasuk orang yang baik dan banyak keahlian yang bisa membantu warga lainnya seperti menggali sumur dan mempekerjakan untuk menggembala hewan ternak milik tetangganya, hingga wargapun tidak pernah menaruh curiga kepadanya akan kejadian seperti ini, sebab pria ini selalu bersikap normal-normal saja dilingkungan warganya.

Istri yuliantopun yang kesehariannya adalah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil itu tidak pernah mengetahui perbuatan keji suaminya, walaupun ia mengakui terkadang suaminya itu sering bertindak kasar kepada dirinya jika sedang marah kepadanya.

Yulianto Kagal Kartasura
Yulianto Kagal Kartasura ditangkap

Melihat prilaku Yulianto saat di interograsi, penyidik dan kepolisianpun semakin curiga hingga pihaknya pun merasa Santoso bukanlah satu-satunya korban yang dibunuh oleh Yulianto apalagi setelah mendengar kabar bahwa warga mendengar ada beberapa orang yang sempat memiliki urusan yuliantopun dikabarkan hilang dan tak pernah ditemukan kabarnya selama bertahun-tahun, atas dugaan tersebut introgasi dilakukan lebih lama lagi untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut hingga Yulianto dapat mengakui seluruh kejahatannya, hingga dihari ketiga proses introgasi akhirnya Yulianto mengakui tidak kejahatan lainnya yang tidak pernah terungkap sebelumnya.

Dihadapan pihak kepolisian Yulianto mengaku membunuh satu orang lagi lelaki yang bernama Sugiono yang mayatnya dikuburkan di halaman rumahnya dan lokasinya pun di tunjukan oleh pelaku sendiri dan tepatnya di sebelah kandang kambing, dari penggalian tanah sedalam setengah meter yang dilakukan hari itu juga polisi berhasil mendaptkan satu bukti baru berupa kerangka manusia yang dikuburkan bersama dalam satu lubang yang sama dengan kerangka hewan kambing, kerbau dan anjing, polisi belum dapat memastikan apakah ini kerangka Sugiono.

Dan dilakukannyalah proses pemeriksaan di forensik untuk kemudian diselidiki oleh kepolisian, sementara yulianto itu masuk kembali ke ruang introgasi dan kemudian dari pengakuan berikutnya ia melakukan motif pembunuhan yang dilakukannya adalah lantaran kesal soal utang pitutang yang tak kunjung dilunasi oleh kedua korban. 

Sebelumnya ia memberikan racikan air kecubung kepada korban untuk memberikan efek lemas agar santoso dapat dibunuh dengan mudah saat proses pemijatan dibadannya, pada saat proses pemijatan dibagian punggung Yulianto sempat mengajak ngobrol korban hingga pijatan mengarah kebagian kepala korban hingga saat santoso lengahpun akhirnya di piting pada bagian lehernya sampai meninggal dunia. 

Adegan Pembunuhan Korban Santoso
Adegan Pembunuhan Korban Santoso
 
Santoso tidak bisa melawan karena lemas efek dari ramuan buatan Yulianto, sedangkan dengan kasus Sugiono menurut keterangan para saksi dua korban tersebut adalah berteman dan memiliki minat yang sama di dunia klenik, Sugiono juga kerap meminjam uang kepada Yulianto dn sulit ditagih hingga yulianto yang kesal akhirnya menghabisi nyawa Sugio tersebut. 

Hanya berbekal tali plastik sugio dihabisi saat mengunjungi Yulianto, padahal sepengetahuan keluarga sugio yang ditemui pihak kepolisian, Sugio sudah membayar hutang dengan memberikan sertifikat rumah miliknya namun bagi yulianto itu belumlah cukup untuk membayar hutangnya sehingga ia masih terus manigih kepada sugio.

Pada akhirnya Yulianto mengakui kembali total korban yang sudah ia habisi berjuamlah 7 orang, dan sontak saja pihak kepolisian terkaget atas pengakuannya, ada lima korban lagi yang ia kuburkan di tempat berbda dan lumayan berjauhan dari rumahnya salah satu korbannya adalah Siti Aminah.

Ternyata Siti Aminah adalah pacarnya dulu yang dibunuhnya pada tahun 1991, yulianto mengaku kesal terhadap Siti Aminah lantaran terus mendesak untuk dinikahi namun pada saat itu Yuliantopun sudah memiliki istri dan anak ia menolak, namun siti aminah tidak mau mengerti dan terus memaksa yulianto. 

Hal itu membuat Yulianto kesal, dan iapun menghabisi Siti Aminah serta membawanya pergi dari dengan iming-iming akan bertanggung jawab dinikahi, diluar kota kartasura menghabisi Siti Aminah dan menguburkan jasadnya di lereng gunung merapi kecamatan Selo, Boyolali.

Empat korban lainnya adalah Suhardi, Parwoto Sadio dan Siti Rusmina, semua dikuburkan di tempat yang berbeda, saat polisi melakukan penelusuran hanya jasad Suhardi, Sadio dan Siti Rusminah yang ditemukan.

Sama halnya dengan Siti Aminah, Siti Rusmina pun dibunuh lantaran Yulianto didesak untuk dinikahinya lantaran kondisinya sudah hamil anak dari Yulianto, namun pada akhrnya Siti Rusmina dibunuh juga, dengan cara di cekik hingga tewas. 

Pencarian di Gua Ciremai
Pencarian di Gua Ciremai

Lalu untuk Jasad Suhardi yang merupakan warga topesan Kartasura ditemukan pada Gua Cermai Bantul dengan keadaan tinggal tulang belulan saja, untuk jasad Sadio ditemukan masih dalam wilayah kartasura tak jauh dari perkebunan warga, untuk jasad Parwoto dan Siti Aminah hingga kini tidak ditemukan karena masalah medan dan faktor alam, pasalnya jasad Siti Aminah dibuang kedalam jurang pada ketinggian sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, diperkirakan sekitar 4 jam pendakian dari posko desa Lenco, bahkan setelah pencarian beberapa hari kerangkanyapun tidak ditemukan.

Begitupun dengan Prawoto dengan sepengetahuan yulianto yang dikuburkan di Gua Parangtritis Jogjakarta, petugas yang sudah du tunjuk untuk mecari jasdnya pun tidak menemukan jejak Prawoto dimana hingga saat ini.

Beberapa bulan setelah proses pencarianpun dan pengumpulan bukti-bukti akhirnya kasus Yulianto naik sidang pada 2011, yulianto di vonis hukuman mati oleh majelis hakim pengadilan negeri Sukoharjo sebagai keputusan akhir, namun yulianto masih menghindari keputusan tersebut ia mengajukan kasasi bahkan grasi, yang akhirnya ditolak oleh presiden pada 2015 lalu.

Selama dipenjara yulianto seperti raja kecil dalam penjara ia diperlakukan secara istimewa dan disegani oleh penghuni penjara lama hal ini terjadi karena sat ia baru saja di penjara yulianto yang berbadan kecil dan merupakan tahanan baru sudah dianggap remeh oleh tahanan lama, dengan cara untuk dimintai untuk memijat oleh tahanan lama yang pada akhirnya Yulianto melawan hingga terjadi cekcok dan perkelahian, siapa yang menyaka jika Yulianto berbadan kecil melawan tahanan lama dengan berbadan besar itu tentu saja tidak sebanding dengan postur tubuh yulianto sendiri, dan mampu mengalahkan hingga yulianto pun disegani oleh tahanan lainnya.

Apalahi muncul desas-desus yulianto memiliki ilmu klenik, sedangkan prihal ilmu klenik ini baru didesas-desuskan semenjak Yulianto bermimpi rumahnya akan terbakar besar hingga api yang membakar rumamahnya berbentuk seperti keris, ia mendapatkan firasat ini memalui mimpinya dan semenjak saat itu semakin tidak adalagi yang berani mengganggu yulianto didalam sel penjara, dan kabar trakhir dari yulianto ini ia sedang mangajukan peninjauan atas kasusnya ke Mahkamah Agung pada juli 2020 lalu dan menghusahakan agar dapat sedikit pengampunan dari aksi kejinya itu. 

Penutup

Dari cerita Yulianto Jagal Kartasura ini mungkin bisa diambil hikmahnya agar lebih berhati-hati lagi dalam meminjam uang apalagi kebutuhan semakin besar saat sekarang ini, hingga saat ini kasus Yulianto Jagal Kartasura masih terganjal karena peninjauan kembali dari Mahkamah Agung, jangan lupa untuk Share dan Komentar pada artikel ini untuk menceritakan kisah keji ini pengalaman yang bisa kalian bagikan, terimakasih wasalam.

Posting Komentar

Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak